Tanaman Berbahaya - Tanaman
hias dari gėnus Anglaonėma (Sri Rėjėki) sėrta gėnus Diėffėnbachia (Bėras Wutah)
dapat bėrlangsung di sėputar kita, tidak cuma lantaran mėrėka adalah tanaman
hias yang ada mudah di dapatkan di banyak rumah sėrta pėkarangan di Indonėsia,
tėtapi juga karėna banyak hidup di alam liar. Bila Anda mau tahu lėbih banyak tėntang
tanaman sėrta budi dayanya, sayang saya tidak mėmiliki kapasitas untuk mėnjėlaskannya.
Namun mari kita lihat potėnsi kėracunan yang dimiliki tanaman golongan
talas-talasan ini. Diėffėnbachia biasanya lėbih tinggi sėrta tėrkėsan mėmiliki
batang, sėdangkan Anglonėma biasanya lėbih rėndah sėrta sėluruh batang tėrtutup
daunnya yang juga tėrkėsan lėbih kėcil.
Tanaman Berbahaya
|
Namun mereka mempunyai racun yang
serupa, serta tidak hanya mereka, karena beberapa tumbuhan lain juga mengandung
kristal oksalat yang memberi potensi keracunan oksalat, di antara adalah
genus/spesies Anthurium, Arisaema, Caladium bicolor, antedeschia, Monstera
deliciosa, Syngonium podophyllum, Philodendron, Epipremnum aureum, Symplocarpus
foetidus. Apakah Anda ketahui beberapa dari mereka mungkin saja Anda sering
jumpai dengan nama sendiri di daerah tempat tinggal Anda?
Lalu, saya pernah membaca tulisan
yang disebarkan dengan cepat lewat media sosial, bahwa ini yaitu tanaman
pembunuh yang mematikan, serta harus segera disingkirkan dari rumah kita.
Apakah itu benar?
Racun dalam dalam tanaman-tanaman
ini biasanya berbentuk kristal oksalat (seperti kalisum oksalat), yang umum di
kenal dengan nama Raphide (dapat di cari lebih jauh di pelbagai sumber lain)
yang merupakan pertahanan alami pada kian lebih dua ratus jenis tanaman dari
pemangsa. Kristal yang berupa jarum ini dapat merusak secara mekanik permukaan
kulit serta mukosa (seperti mulut serta saluran cerna), dan menyuntikkan
protease yang berbahaya. Bila terserang permukaan kulit mungkin saja bakal
terasa perih, terbakar, atau sekadar gatal ; bila tertelan dapat menyebabkan
peradangan pada saluran cerna seperti rasa terbakar serta sakit pada mulut
serta tenggorokan.
Anda dapat menyebutnya sebagai
keracunan, serta dalam dosis spesifik dapat mematikan (dengan LD50 pada mencit
seputar 15 mg/kg). Biasanya sebagai korban yaitu hewan peliharaan seperti
kucing, anjing, atau kuda yang tidak sengaja memakan/mengunyah daun, batang
serta akar tanaman-tanaman ini.
Namun bagaimana dengan manusia?
Saya rasa mungkin saja tidak akan ada yang berniat memasak, terlebih memakan
langsung tanaman-tanaman hias ini, atau Anda mungkin saja melakukannya? Oleh
karenanya kasus keracunan raphide dari tanaman ini termasuk juga kasus yang
langka, serta sampai menyebabkan kematian bahkan sangat sangat langka.
Lalu apakah kecemasan seperti
yang terungkap di medis sosial itu terlalu berlebih? Itu saya kembalikan pada
masing-masing individu. Masalah keracunan tak harus dalam bentuk tertelan,
terserang kulit atau mata juga bisa sangat mengganggu.
Pertolongan pertama yang dapat
dilakukan adalah, bila yang terkena getah misalnya kulit atau mata, jadi segera
bilas dengan air bersih sambil meminta bantuan untuk segera diantar ke pusat
service kesehatan yang memiliki IGD. Bila tertelan, segera beri minum susu
seperlunya (jangan sampai muntah, terlebih pada anak-anak untuk menghindari
tersedak). Untuk yang menolong, jagalah diri supaya tak juga justru terkena
dampak keracunan yang sama, singkirkan sumber racun dengan menggunakan
pelindung, misalnya sarung tangan untuk berkebun.
Dibandingkan orang dewasa,
anak-anak balita mungkin saja yang paling rawan pada bahaya keracunan dari
tanaman hias. Mereka mungkin tak berniat memasukkan batang tanaman hias yang
baru dipotong ke mulut mereka, serta mengakibatkan nyeri yang hebat bahkan juga
bengkak bisa menyulitkan menelan. Kondisi ini mesti segera mendapatkan
pertolongan di IGD terdekat.
Kebanyakan masalah paparan
berbentuk swasembuh, serta tak beresiko. Umumnya cukup dengan pereda nyeri yang
enteng untuk masalah paparan pada kulit yang menyebabkan rasa perih. Sedang
bila tertelan atau masuk ke rongga mulut, obat kumur yang mengandung
antihistamin mungkin saja diberikan, meminum air es, es krim serta sejenisnya
untuk mengurangi nyeri selama tidak ada bahaya saluran napas terancam oleh
pembengkakan. Bila terkena mata, pemeriksaan lebih teliti dengan slit lamp
umumnya disarankan manfaat lihat apakah kornea terlibat atau tidak – serta ini
memerlukan rujukan ke poli mata.
Simpulannya, tanaman-tanama ini
memang mengandung racun yang alami ada padanya juga sebagai bagian dari
mekanisme pertahanan diri. Sepanjang dikerjakan perawatan dengan cara seksama
serta menghindari terpapar dari getah, atau memakan daun, batang, serta
akarnya, tidak akan menimbulkan bahaya.
Perawatan juga membutuhkan
perhatian spesial supaya tak dijangkau dengan mudah oleh balita, serta
anak-anak semestinya diberikan bekal pengetahuan tentang bahaya tanaman ini,
hingga mereka siaga. Umumnya masalah keracunan tidak serius nampak karena
terpapar racun pada kulit atau mata, pertolongan pertama dapat dilakukan secara
mandiri dengan mengguyur memakai air, untuk kemudian mencari bantuan medis
terlebih pada masalah yang terkena pada mata atau berkembang jadi dermatitis
(radang kulit) atau konjungtivitis (radang konjungtiva mata).
Untuk masalah yang terpapar pada
mulut, dapat dibantu mengurangi nyeri dengan minum es, atau es krim, serta
segera dibawa ke IGD untuk pertolongan lebih lanjut karena potensi menjadi
laringitas serta mengancam saluran napas.
http://infosipbanget.blogspot.co.id/2016/01/waspada-tanaman-ini-bisa-bunuh-anak.html